--> Produk Kosmetik Halal Diramal Bakal Kuasai Pasar RI | DirBisnis

Tutorial | Bisnis | Finance

Thursday, November 7, 2019

Produk Kosmetik Halal Diramal Bakal Kuasai Pasar RI

| Thursday, November 7, 2019

Produk Kosmetik Halal Diramal Bakal Kuasai Pasar RI

Produk berlabel halal kini tak cuma ada di makanan. Kosmetik, tas, sepatu, kacamata, bahkan hingga kulkas ditawarkan kepada masyarakat dengan menjagokan label halal. Pakar pemasaran Yuswohady memprediksi, produk-produk halal ini akan mendominasi atau menguasai pasar Indonesia.

"Nanti akan ada proses di mana produk halal ini mendominasi. Proses ini nantinya akan terjadi di berbagai industri, tetapi dengan perkembangan yang berbeda-beda, ada yang cepat dan lambat," kata Yuswohady.

Ia menyebutkan ada beberapa industri yang mulai menggeliat dengan membawa label halal ini, di antaranya pakaian, elektronik, properti, dan produk perbankan. Di kosmetik sendiri, terdapat produk lokal yang menjagokan label halal dan kini mampu memimpin pasar.

"Industri-industri ini akan mengikuti proses yang dialami Wardah. Wardah itu dalam waktu yang cepat sekali, konsumennya menjadi besar dan shifting. Dari awalnya konsumen sekuler, terus mulai menempatkan nilai-nilai islam itu ke dalam value, menjadi elemen yang penting ke dalam konsumsi. Dampaknya adalah orang mencari kosmetik Islami. Karena Wardah memposisikan diri sebagai kosmetik halal pertama di Indonesia, maka kaum muslim yang pakai Sariayu atau Ponds dia shifting ke Wardah," jelas Yuswohady.

Faktor penyebab produk halal bakal mendominasi pasar yakni menyesuaikan populasi di Indonesia. Pasalnya, 89% masyarakat Indonesia adalah kaum muslim. Sehingga, kaum mayoritas tersebut menjadikan produk halal sebagai gaya hidup, bahkan ibadah.

"Jadi saya bilangnya konsumsi itu menjadi ibadah. Kita pakai baju itu kan konsumsi, tapi ketika bajunya itu comply atau patuh kepada ajaran islam maka itu menjadi ibadah. Kalau kita pakai kosmetik dan kosmetik itu patuh kepada ajaran islam, maka otomatis memakai kosmetik itu bagian daripada ibadah. Itu yang memicu kenapa terjadi industri-industri atau bisnis-bisnis berbasis islam yang cepat sekali 10 tahun terakhir," tuturnya.

Kemudian, seiring dengan semakin baiknya pendapatan masyarakat Indonesia, maka tingkat pendidikan meninggi. Menurutnya, keunikan di Indonesia itu menjadikan masyarakat yang berpendidikan tinggi semakin religius.

"Jadi sebenarnya Indonesia itu menarik. Dari negara miskin, sekarang masuk ke menengah. Kalau menengah biasanya terdidik, makin kaya makin terdidik. Indonesia itu berkebalikan dengan di luar, kita itu makin pintar, makin terdidik itu makin religius," papar Yuswohady.

Mengintip ajaran Islam, ia membeberkan bahwa agama tersebut mengajarkan hubungan vertikal dengan Tuhan, dan juga hubungan horizontal antar manusia.

"Islam itu mengajarkan tidak hanya vertikal tapi juga horizontal. Horizontal itu berkaitan dengan hal-hal hubungan manusia ke manusia. Bagaimana kita berpakaian itu harus pakai hijab, bagaimana kita makan, makanan yang nggak ada najis dan seterusnya," imbuh dia.

Dengan mengubah gaya berpakaian mengenakan hijab, maka konsumen di Indonesia menyesuaikan kebutuhan hariannya yang lain juga dengan ajaran Islami.

"Hijab ya mestinya nggak cuma kewajiban tapi ada aspek lifestyle-nya, ada aspek untuk kita bisa tampil lebih cantik. Makanya ada revolusi hijab, ini menuntut customer horizontal tadi, mengandung konsekuensi maka industri hijab menggeliat. Kalau sudah pakai hijab maka agar matching kosmetiknya juga yang identitasnya Islam atau secara islam sudah digaransi," tandasnya.

Related Posts

No comments:

Post a Comment